Rabu, 09 April 2008

pemerkosaan jati diri anak2



"semut-semut kecil... saya mao tanyaaaa apakah kamu di dalam sanaa tidak takut setaaaan.." "Can..dakocan..keserempet delman, bukan salah kusir dakocan gak mau minggir..." "si lumba-lumba.. makan dulu.. si lumba-lumba.. bermain bola..." ..... mungkin anda masih ingat lagu anak-anak yang penyanyinya sekarang dah pada punya anak itu ehhehe ^_^ alangkah senangnya waktu kita kecil dulu banyak sekali lagu anak2 yang mewarnai keceriaan kita.. 6 Januari 2008 di sebuah resepsi pernikahan seorang teman, selain disediakan hidangan yang menggugah selera kami pun diiringi alunan musik yang menambah semarak suasana. Di saat saya sedang menikmati semangkuk puding es krim, saya dikejutkan dengan suara anak kecil yang dengan lantangnya menyanyikan lagu Matta band (ketahuan), lucu sekali anak itu. Kalau bisa diprediksi mungkin anak itu masih 3 atau 4 tahun. Tanpa salah satu syairpun anak itu fasih sekali bernyanyi dan dengan lincahnya pula anak kecil itu bergoyang seperti... (dewi persik?) semua undangan berkerumun dan bertepuk tangan melihat tingkah polah anak itu. Orang tuanya pasti bangga sekali, si anak mendapat tepuk tangan yang meriah dari hadirin... tapi di sudut ruangan saya malah prihatin... inikah wajah anak indonesia sekarang? mereka bahkan kehilangan jati diri sebagai anak-anak.. mungkin topik ini dah basi, tapi kenapa saya mengangkatnya kembali? ini dilatarbelakangi sebuah reality show pencarian bakat anak yang ada di televisi. Kemaren seorang anak yang kalah di perlombaan nyanyi menangis kecewa, kecewa krn mungkin dia tidak jadi idola, atau mungkin dia kecewa gak bisa jadi sperti apa yang orang tuanya mau, kelihatan sekali dia melakukannya terpaksa.. lagipula.. lagu2 yang peserta nyanyikan lagu2 orang dewasa, padahal itu kontes nyanyi anak kecil Entah bagaimana jadinya pola pikir anak2 sekarang yang senantiasa dijejali sinetron2 yang kurang bahkan tidak bermanfaat karena suguhan layar kaca acap kali menampilkan adegan2 yang tidak pantas untuk usia2 sebelia mereka, contohnya: kecil2 sudah diajarin pacaran, membangkang pada orang tua dengan membentak2 atau kabur dari rumah, melakukan kekerasan pada teman. Bahkan lagu2 untuk remaja dan dewasa yang cenderung bertemakan cinta sudah menjadi konsumsi sehari2 mereka, padahal belum pantas rasanya anak sepolos itu bercerita tentang romantika cinta. apa ini semua karena para pencipta lagu anak menganggap lagu anak tidak lagi menghasilkan uang, tidak komersil dan tidak profit lagi? haruskah anak2 indonesia yang menjadi korbannya, film anak2 juga sudah jarang paling2 eneng sama si entong, kalau dulu masih ada keluarga cemara, sinetron yang ada hikmah di tiap episodenya.. lha sekarang????? apakah ini bentuk pemerkosaan jati diri anak2 yang dipaksa dewasa sebelum waktunya?apakah ini program pemerintah dalam menggalakan kawin muda (apa hubungannya ya?) heheheh Jangan2 tidak hanya situs pornografi yang harus di blockir sama pemerintah.. siaran TV juga kudu di blockir hehehehehheheh yah.. begitulah hidup.. seharusnya menuju ke sesuatu yang lebih baik...